Gejala defisiensi nutrient wajib kita ketahui

Tumbuhan memerlukan cahaya matahari sebagai sumber energi untuk melakukan fotosintesis. Namun untuk mensintesis bahan organik, tumbuhan juga memerlukan bahan mentah dalam bentuk bahan-bahan anorganik seperti karbondioksida, air, dan berbagai mineral yang ada sebagai ion anorganik.
Unsur-unsur ini dapat masuk dalam tubuh tumbuhan karena adanya organ akar yang berfungsi untuk menyerap mineral yang terkandung dalam air. Unsur-unsur mineral  ini sering kita sebut dengan istilah unsur hara.
Unsur hara merupakan elemen penting untuk menopang pertumbuhan tumbuhan. Tanpanya, mustahil tumbuhan dapat tumbuh optimal, bahkan besar kemungkinan tumbuhan akan mengalami kematian. Bisa dibilang nutrisi tumbuhan ini merupakan bahan makanan utama bagi tumbuhan. Dengan unsur-unsur tersebut tumbuhan mampu mencukupi kebutuhan hidupnya.

Campbell dkk dalam bukunya menyatakan bahwa tumbuhan memerlukan Sembilan makronutrien daln paling tidak delapan mikronutrien. Suatu unsur kimia tertentu dianggap sebagai suatu nutrien esensial jika nutrien tersebut diperlukan agar tumbuhan dapat tumbuh optimal.
Unsur yang diperlukan oleh tumbuhan dalam jumlah yang relatif besar disebut makronutrien.  Sedangkan unsur yang diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit disebut mikronutrien. Setiap unsur, baik itu makro maupun mikro memiliki pernanan penting dalam metabolisme tubuh tanaman. Apabila ada kekurangan (difesiasi) unsur tertentu, maka tanaman mengekspresikannya dalam bentuk gejala tertentu.

Defisiensi adalah kekurangan meterial (bahan) yang berupa makanan bagi tanaman untuk melangsungkan hidupnya. Kebutuhan tanaman akan nutrisi berbeda-beda tergantung dari jenis tanamannya. Jika unsur-unsur itu tidak tersedia maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan produksinya pun menurun.Untuk  mengetahui ketersediaan unsur yang terkandung didalamnya, salah satu upayanya adalah dengan mengetahui gejala defisiensi pada tanaman.

Gejala defisiensi nutrient tidak hanya bergantung pada peranan nutrient tersebut dalam tumbuhan akan tetapi juga pada mobilitasnya didalam tumbuhan tersebut. Jika suatu nutrien bergerak agak bebas dari satu bagian tumbuhan ke bagian yang lain, gejala defisiensi pertama kali akan muncul pada organ yang lebih tua. Hal ini karena jaringan-jaringan muda yang masih tumbuh memiliki daya tarik yang lebih kuat dibandingkan dengan jaringan tua untuk menarik nutrien yang jumlahnya kurang.
Gejala kekurangan nutrien ini cepat atau lambat akan terlihat pada tanaman, tergantung pada jenis dan sifat tanaman. Ada tanaman yang cepat sekali memperlihatkan tanda-tanda kekurangan atau sebaliknya ada yang lambat. Pada umumnya pertama-tama akan terlihat pada bagian tanaman yang melakukan kegiatan fisiologis terbesar yaitu pada bagian yang ada di atas media terutama pada daun-daunnya.
ddddd
nutrient-deficiency
Gambar diatas merupakan gambar penampakan morfologis tumbuhan yang mengalami defisiensi pada bagian daun dan biji.
Defisiensi Fosfor
Tumbuhan membutuhkan fosfor pada semua tahap dalam perkembangannya. Kebutuhan fosfor paling besar adalah pada saat pembentukan biji dan perkembangan awal. Jika ketersediaan fosfor terbatas, fosfor akan ditranslokasikan dari jaringan tua ke jaringan muda pada tumbuhan, seperti daun, akar, dan titik-titik tumbuh lain. Tumbuhan yang kekurangan fosfor memiliki akar yang lemah dan memiliki daun yang berukuran kecil, gelap, dan berwarna abu-hijau. Daun tua yang berada di dasar tangkai berwarna kuning terang. Daun yang berada tepat diatas daun tua tersebut berwarna hijau tua. Urat daun berwarna cokelat pada daun dewasa.

Defisiensi Kalsium
Daun termuda pada tumbuhan yang kekurangan kalsium menggulung ke bawah dan pinggiran dau kering.Kalsium penting dalam fungsi membran dan kekuatan dinding sel. Kekurangan kalsium sebagian besar disebabkan oleh salinitas tanah, suplai potasium atau amonium yang tinggi, dan penyakit pada akar. Kalsium biasanya disimpan pada daun tua.
Gejala defisiensi ditemukan pada daun muda dan pada titik-titik tumbuh yang memiliki tingkat transpirasi yang rendah. Daun terlihat kering dan cokelat. Daun muda menggulung ke bawah dan pinggiran daun muda kering dan cokelat. Daun dewasa dan daun tua tidak memperlihatkan gejala defisiensi. Pada defisiensi lanjut, pembentukan bunga terhambat dan titi-titik tubuh mati. Buah yang dihasilkan lebih kecil dan tidak berasa.

Defisiensi Magnesium
Magnesium merupakan pembangun klorofil. Defisiensi magensium dapat disebabkan oleh pemupukan potasium yang sangat berlebih. Gejala kekurangan magnesium muncul pada musim dingin atau ketika tanah snagat basah dimana akar kurang aktif. Kekurangan magnesium menyebabkan daun tua menguning. Jika defisiensi berkelanjutan, daun yang berwarna kuning akan menjadi kuning kecoklatan . Produksi buah pada tanaman yang kekurangan magnesium berkurang.

Defisiensi Besi
Besi dibutuhkan untuk produksi klorofil dan mengaktivasi beberapa enzim, terutama enzim yang terlibat dalam fotosintesis dan respirasi. Kekurangan besi dapat disebabkan oleh drainase yang kurang atau tingginya konsentrasi ion-ion metal dalam tanah. Ketersediaan besi menurun pada pH diatas 7. Selain itu, toksisitas mangan dapat menyebabakan defisiensi besi. Defisiensi besi menyebabkan klorosis hijau pucat pada daun termuda. Jika defisiensi terus berlanjut, urat daun menjadi pucat dan daun seperti terbakar, terutama jika daun terdedah ke sinar matahari dengan intensitas kuat.

Defisiensi Sulfur
Defisiensi Sulfur menunjukkan gejala klorosis sehingga berakibat rendahnya gula sebagai hasil fotosintesis. Defisiensi Sulfur dapat diatasi dengan aplikasi pupuk S seperti gipsum (CaSO4 – 2H2O) untuk tanah yang mengalami defisiensi S sangat tinggi, pupuk superfosfat, amonium sulfat dan potasium sulfat.

Defisiensi Potassium
Defisiensi K tidak menunjukkan gejala yang jelas, awalnya hanya pengurangan laju pertumbuhan, setelah lanjut diikuti oleh klorosis dan nekrosis. Umumnya mulai nampak pada daun tua, karena K+ yang mobil ditransport dari daun tua ke jaringan yang lebih muda. Turunnya turgor apalagi pada kondisi stres air menyebabkan tanaman lembek. K+ juga dapat meningkatkan resistensi tanaman terhadap beberapa penyakit.

Defisiensi Nitrogen
Nitrogen merupakan unsur mobil dalam tanaman, oleh karena itu gejala kekurangannya akan dimulai pada daun-daun yang lebih tua. Gejala berupa menguningnya daun, kadang-kadang disertai dengan berubahnya warna daun menjadi kemerahan akibat terbentuknya anthocyanin. Pertumbuhan tanaman akan terhambat, dan bentuk daun tidak normal (Aonim 2, 2008).

Defisiensi  B ( Boron )
Defisiensi B dapat mengganggu perkembangan jaringan meristem (pucuk akar, pucuk tunas) atau jaringan kambium. Penyediaan B diperlukan untuk memelihara aktivitas meristem. B diperlukan untuk sintesis basa nitrogen, seperti urasil. Penambahan urasil dan asam orotat, senyawa antara pada biosintesis urasil diketahui mengurangi gejala defisiensi B. Defisiensi B menandakan abnormal, terhambatnya pertumbuhan titik tumbuh, daun muda bentuknya tidak serasi, keriput dan lebih tebal, berwarna hijau-biru gelap, klorosis yang tidak teratur antara tulang-tulang daun. Daun dan batang/cabang menjadi rapuh dan menimbulkan gangguan transpirasi. Defisiensi lanjut menyebabkan matinya titik tumbuh, pembentukan bunga dan buah terhambat. Defisiensi B juga berpengaruh terhadap perkembangan akar, akar menjadi lebih tebal dan pucuknya mengalami nekrotik.

Defisiensi Cl ( Chlorida )
Chlorida dalam tanah tidak diadsorbsi oleh mineral, bersifat mobil dan mudah mengalami pencucian. Tanaman cepat menyerap Cl-, percepatan penyerapannya tergantung pada konsentrasi nutrien dalam tanah atau larutan tanah. Penyerapan Cl- dapat melawan perbedaan konsentrasi.
Defisiensi Cl- sangat jarang dijumpai, sebaliknya kelebihan Cl akan menunjukkan gejala : terbakar pucuk daun dan pinggiran daun, “bronzing”, kuning prematur dan absisi daun.

Defisiensi Mo ( Molibdenum )
Defisiensi Mo sering muncul pada daun tua dan daun tengah, berwarna kuning-hijau kekuningan, tepi daun menggulung. Daun juga kecil dan terdapat banyak nekrosis. Klorosis juga sering terjadi pada antarvena daun, defisiensi yang parah menyebabkan tidak terbentuknya lamena daun dan hanya tulang-tulang daun yang nampak dominan. Defisiensi Mo terutama terjadi pada tanah asam, walaupun dapat diatasi dengan pengapuran, misal pada tanah peat, dengan adanya asam humat akan terjadi reduksi MoO42- menjadi Mo5+ dan kation ini yang kemudian difiksasi.

Defisiensi Zn ( Seng )
Defisiensi Zn menunjukkan gejala klorosis pada intervena daun, area ini nampak hijau muda, kekuningan atau keputihan. Pada jagung, pita klorosis terbentuk di kedua sisi tulang daun. Tanaman pada umumnya akan mengalami kematian pada tunas pucuk, daun gugur secara prematur, hasil tanaman akan menurun secara drastis.

Defisiensi nitrogen
Defisiensi nitrogen memiliki ciri-ciri sebagai berikut warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini mulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan. Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan, Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil, Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak sebelum waktunya, Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil, Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari bagian bawah terus ke bagian atas.

Postingan populer dari blog ini

Bebas, hidup merdeka! tidak terbebani dengan tanggung jawab

Group Belajar Akuaponik Indonesia